KETELADANAN DAN KEUTAMAAN ABU
BAKAR
Keutamaan Abu Bakar ash-Shiddiq
ra. Sangat banyak sekali dan telah dimuat dalam kitab-kitab sunnah, kitab
tarajim (biografi para tokoh), maupun kitab-kitab tarikh, namun saya akan
berusaha meringkas sesuai dengan yang telah disebutkan al-Hafizh Abdullah
al-Bukhari dalam shahihnya yang termuat dalam Kitab Fadha'il Shahabat.
1). Beliau Adalah Sahabat Rasulullah saw. di Gua
Dan Ketika Hijrah
Allah berfirman, "Jikalau tidak menolongnya (Muhammad) maka
sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir
(musyrikin Makkah) mengeluarkannya (dari Makkah) sedang dia salah seseorang
dari dua orang ketika ke-duanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada
temannya, 'Janganlah berduka cita, sesungguhnya Allah bersama kita”.(At-Taubah:
40)
Aisyah, Abu Said dan Ibnu Abbas
dalam menafsirkan ayat ini mengatakan “Abu Bakarlah yang mengiringi Nabi dalam
gua tersebut.” Diriwayatkan dari al-Barra' bin 'Azib, ia berkata, "Suatu
ketika Abu Bakar pernah membeli seekor tunggangan dari Azib dengan harga 10
Dirham, maka Abu Bakar berkata kepada 'Azib, Suruhlah anakmu si Barra agar
mengantarkan hewan tersebut." Maka 'Azib berkata, "Tidak, hingga
engkau menceritakan kepada kami bagaimana kisah perjalananmu bersama Rasulullah
saw. Ketika keluar dari Makkah sementara orang-orang musyrikin sibuk
mencari-cari kalian."
Abu Bakar berkata, "Kami
berangkat dari Makkah, berjalan sepanjang siang dan malam hingga datang waktu
zuhur, maka aku mencari-cari tempat bernaung agar kami dapat istirahat di
bawahnya, ternyata aku melihat ada batu besar, maka segera kudatangi dan
terlihat di situ ada naungannya, maka kubentangkan tikar untuk Nabi saw.
Kemudian kukatakan padanya, "Istirahatlah wahai Nabi Allah." Maka
beliaupun beristirahat, sementara aku memantau daerah sekitarku, apakah ada
orang-orang yang mencari kami datang mengintai. Tiba-tiba aku melihat ada
seorang pengembala kambing sedang meng-giring kambingnya ke arah teduhan di
bawah batu tersebut ingin berteduh seperti kami, maka aku bertanya padanya,
"Siapa tuannmu wahai budak?" Dia menjawab, "Budak milik si
fulan, seseorang dari suku Quraisy." Dia menyebut nama tuannya dan aku
mengenalnya, kemudian kutanyakan, "Apakah kambingmu memiliki susu?"
Dia menjawab, "Ya!" lantas kukatakan, "Maukah engkau memeras
untuk kami?" Dia menjawab, "Ya!" Maka dia mengambil salah satu
dari kambing-kambing tersebut, setelah itu kuperintahkan dia agar membersihkan
susu kambing tersebut terlebih dahulu dari kotoran dan debu, kemudian
kuperintahkan agar menghembus telapak tangannya dari debu, maka dia menepukkan
kedua telapak tanggannya dan dia mulai memeras susu, sementara aku telah
mempersiapkan wadah yang di mulutnya dibalut kain menampung susu tersebut, maka
segera kutuangkan susu yang telah diperas itu ke dalam tempat tersebut dan
kutunggu hingga bawahnya dingin, lalu kubawakan kehadapan Nabi saw. dan
ternyata beliau sudah bangun, segera kukatakan padanya, "Minumlah wahai
Rasulullah saw.." Maka beliau mulai minum hingga kulihat beliau telah
kenyang, setelah itu kukatakan padanya, "Bukankah kita akan segera
berjalan kembali ya Rasulullah saw.?" Beliau menjawab, "Ya!"
Akhirnya kami melanjutkan perjalanan sementara orang-orang musyrik terus
menerus mencari kami, tidak satupun yang dapat menyusul kami kecuali Suraqah
bin Malik bin Ju'syam yang mengendarai kudanya, maka kukatakan pada
Rasulullullah, "Orang ini telah berhasil mengejar kita wahai Rasulullah
saw," namun beliau menjawab, "Jangan khawatir, sesungguhnya Allah
beserta kita."
2) Abu Bakar
Adalah Sahabat yang Paling Banyak Ilmunya
Abu Sa'id al-Khudri berkata,
"Suatu ketika Rasulullah saw berkhutbah dihadapan manusia dan berkata,"Sesungguhnya
Allah telah menyuruh seorang hamba untuk memilih antara dunia atau memilih
ganjaran pahala dan apa-apa yang ada di sisiNya, namun ternyata hamba tersebut
memilih apa-apa yang ada di sisi Allah."
Abu Sa'id berkata, "Maka
Abu Bakar menangis, kami heran kenapa beliau menangis padahal
Rasulullah saw hanyalah menceritakan seorang hamba yang memilih kebaikan,
akhirnya kami ketahui bahwa hamba tersebut ternyata tidak lain adalah
Rasulullah saw. sendiri, dan Abu Bakarlah yang paling mengerti serta berilmu
di antara kami. Kemudian Rasulullah saw bersabda:
"Sesungguhnya orang yang
sangat besar jasanya padaku dalam persahabatan dan kerelaan mengeluarkan
hartanya adalah Abu Bakar. Andai saja aku diperbolehkan mengangkat seseorang
menjadi kekasihku selain Rabbku pastilah aku akan memilih Abu Bakar, namun
cukuplah persaudaraan se-lslam dan kecintaan karenanya. Maka jangan
ditinggalkan pintu kecil di masjid selain pintu Abu Bakar saja."
Diriwayatkan dari Aisyah ra
istri Rasulullah saw ia berkata, "Ketika Rasulullah saw wafat Abu Bakar
sedang berada di suatu tempat yang bernama Sunuh- Ismail berkata, "Yaitu
sebuah kampung, maka Umar berdiri dan berpidato, "Demi Allah sesungguhnya
Rasulullah saw tidak meninggal. ‘Aisyah ramelanjutkan, Kemudian Umar berkata,
"Demi Allah tidak terdapat dalam hatiku melainkan perasaan bahwa beliau
belum mati, Allah pasti akari membangkitkannya dan akan dipotong kaki dan
tangán mereka (yang mengatakan beliau telah mati). Kemudian datanglah Abu Bakar
menyingkap kain yang menutup wajah Rasulullah saw serta menciumnya sambil berkata,
Kutebus dirimu dengan ibu dan bapakku, alangkah harum dan eloknya engkau saat
hidup dan sesudah mati, demi Allah yang diriku berada ditanganNya, mustahil
Allah akan menimpakan padamu dua kali kematian selama-lamanya."
Kemudian Abu Bakar keluar dan berkata,
"Wahai orang yang telah bersumpah, (yakni Umar) tahanlah bicaramu!" Ketika
Abu Bakar mulai berbicara maka Umar duduk, setelah memuji Allah beliau berkata,
"Ingatlah sesungguhnya siapa saja yang menyembah Muhammad saw maka beliau
sekarang telah wafat, dan barangsiapa yang menyembah Allah maka sesungguhnya
Allah akan tetap hidup tidak pernah mati. Kemudian beliau memba-cakan ayat:
"Sesungguhnya kamu akan
mati dan sesungguhnya mereka akan mati (pula)." (Az-Zumar: 30).
Dan ayat,
"Muhammad itu tidak lain
hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul.
Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)
Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan
mudharat kepada Allah sedikitpun dan Allah akan memberi balasan kepada
orang-orang yang bersyukur." (Ali-Imran: 144).
Ismail berkata, "Maka
manusia mulai menangis terisak-isak, kemudian kaum Anshar segera berkumpul
bersama Sa'ad bin Ubadah di Saqifah Bani Sa'idah dan mereka berpendapat,
"Dari kami seorang amir (pemimpin) dan dari kalian (muhajirin) juga
seorang amir." Maka segera Abu Bakar, Umar bin al-Khaththab, dan Abu
Ubaidah bin al-Jarrah berangkat mendatangi majlis mereka, Umar berbicara tetapi
Abu Bakar menyuruhnya untuk diam, Umar berkata, "Demi Allah sebenarnya aku
tidak ingin berbicara melainkan aku telah persiapkan kata-kata yang kuanggap
sangat baik yang kutakutkan tidak akan disampaikan oleh Abu Bakar."
Kemudian Abu Bakar bepidato dan
perkataarnnya sungguh mengena, beliau berkata, "Kami yang menjadi amir dan
kalian menjadi wazir." Maka Hubab bin Munzir berkata, "Tidak Demi
Allah kami tidak akan terima, tetapi dari kami seorang amir dan dari kalian
seorang amir pula." Abu Bakar menja-wab, "Tidak, tetapi kamilah yang
menjabat sebagai amir dan kalian menjadi wazir, karena sesungguhnya mereka
(Quraisy) yang paling mulia kedu-dukannya di bangsa Arab dan yang paling tinggi
nasabnya, maka silahkan kalian membai'at Umar ataupun Abu Ubaidah." Maka
spontan Umar menjawab, "Tetapi engkaulah yang lebih pantas kami bai'at
engkaulah pemimpin kami, orang yang paling baik di antara kami dan orang yang
paling dicintai oleh Rasulullah saw. daripada kami." Maka Umar segera
meraih tangán Abu Bakar dan membai'atnya akhirnya orang orangpun turut
membaiatnya pula.
Diriwayatkan dari ‘Aisyah ra ia
berkata, "Pandangan Nabi menengadah ke atas dan berkata, "Tetapi Yang
kupilih adalah Ar-Rafiqul A'la (kekasih Allah Yang Mahatinggi) 3X. ‘Aisyah ra.
melanjutkan, "Tidaklah perkataan mereka berdua (Abu Bakar dan Umar)
kecuali Allah jadikan bermanfaat untuk manusia, profile Umar yang tegas
berhasil membuat orang munafik yang menyusup di antara kaum muslimin sangat
takut padanya, dengan kepribadiannya Allah menolak kemunafikan. Adapun Abu
Bakar, beliau berhasil menggiring manusia hingga mendapatkan petunjuk kepada
kebenaran dan mengetahui kewajiban mereka, Abu Bakar berhasil mengeluarkan umat
dari bencana perpecahan setelah meninggalnya Rasulullah saw setelah membacakan
ayat:
"Muhammad
itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya
beberapa orang rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke
belakang (murtad) Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan
mudharat kepada Allah sedikitpun dan Allah akan memberi balasan kepada
orang-orang yang bersyukur." (Ali Imran :144).