Manfaat Daun Sirsak

thumbnail
Sirsak merupakan buah yang banyak tumbuh di daerah tropis khususnya di Imdonesian. Sirsak merupakan tumbuhan yang memiliki banyak manfaat bagi manusia dan juaga dipercaya mampu mencegah dan mengobati penyakit sariawan. Tapi, banyak manusia yang meremehkan nikmat dan kasih sayang yang di beriakan oleh Allah SWT. Dan bukan memungkiri penulis selalu mensyukuri nikmat dan kasih sayang yang di berikan oleh Allah SWT. Langsung saja mari kita paparkan kasiat dari Daun Sirsak untuk kesehatan.
Daun Sirsak Sebagai Obat Kanker

Berdasarkan penelitian, daun sirsak mengandung zat proaktif yang mampu membunuh sel kanker. Zat proaktif didalam daun sirsak juga mampu melihat sel mana yang harus dibunuh dan sel mana yang harus tetap hidup. Karena itulah, daun sirsak ini dipecaya memiliki keampuhan hingga 100 kali lipat dibandingkan pengobatan kanker melalui kemoterapi. National Cancer Institute telah melakukan suatu penelitian ilmiah yang hasilnya menyatakan bahwa batang dan daun sirsak efektif untuk menyerang dan menghancurkan sel-sel kanker dalam tubuh.
Cara mendapatkan manfaat tersebut adalah dengan meminum air rebusan daun sirsak rutin setiap pagi dan sore selama beberapa minggu. Jika setidaknya anda sudah mencobanya selama 3 minggu, maka anda akan mulai merasakan efek bahwa tubuh anda sudah menjadi lebih ringan dari biasanya. Jangan lupa untuk selalu berkonsultasi dengan dokter mengenai tindakan yang anda ambil.
Menurunkan Kolesterol
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa daun sirsak ini cukup ampuh dalam menurunkan kadar kolesterol jahat dalam darah. Daun sirsak mengandung zat yang mampu menyingkirkan kolesterol jahat dari tubuh anda. Biasanya, kolesterol jahat ini muncul akibat anda kurang selektif dalam memilih makanan. Contoh makanan yang kaya akan kolesterol jahat adalah bebek goreng, ayam goreng, gorengan dan makanan yang mengandung banyak minyak. Apalagi jika saat penggorengan berlangsung, minyak goreng digunakan berkali-kali hingga warnanya menghitam. Disitulah kolesterol jahat yang kemudian akan masuk ke tubuh untuk menebar penyakit berbahaya.
Daun Sirsak Atasi Asam Urat
Asam urat merupakan penyakit yang menyerang seseorang akibat penderita mengkonsumsi makanan yang mengandung purin dalam jumlah yang berlebihan. Biasanya, purin banyak dikandung oleh buah belinjo. Bagi anda yang sudah terlanjur mengidap penyakit ini, tidak usah risau karena penyakit tersebut dapat diatasi dengan memanfaatkan daun sirsak. Cara memanfaatkannya adalah dengan membuat rebusan air daun sirsak kemudian meminumnya selagi hangat. Selain menyembuhkan penyakit asam urat, air rebusan daun sirih juga berkahasiat sebagai pencegah penyakit diabetes mellitus.
Daun Sirsak Atasi Bekas Luka
Banyak sekali manusia khususnya kaum hawa malu dengan adanya bekas luka, khususnya di wajah. Karena menurut mereka apabila ada luka di wajah dapat menurunkan kepercayaan mereka. Caranya cukup mudah, dengan menyediakan daun sirsak secukupnya, kemudian tumbuk hingga halus, atau bisa juga diblender. Setelah itu tempelkan pada bagian tubuh/kulit yang ada bekas lukanya.



Brave to dream

thumbnail
Brave to dream
Brave to Action

“…Aku terbangun ketika mimpiku belum selesai…Maka aku melangkah untuk mewujudkannya!”
-Sousaka Nashimi woYasashisa Ni, “Step by Step”, OST Naruto
Life is choice, hidup adalah pilihan. Kita akan hidup sesuai dengan apa yang kita tentukan. Menjadi muslim sejati harus memiliki pilihan yang jelas dalam meniti jalan juang ini. Impian, salah satu pilihan yang harus kita tentukan sekarang, sebelum momentum hilang dari gengaman tangan, karena setiap muslim dituntut untuk menjadi visioner. Karena antum lebih tau dengan potensi antum, maka tentukan yang sesuai dengan potensi antum. Bermimpilah, dan yakinlah bahwa setiap kita bisa asalkan kita mau meraihnya, itu kuncinya.
Impian kan sama dengan angan-angan kalau tak pernah dibuktikan. Action, langkah nyata, inilah yang kan membuktikan impian kita. Berani bermimpi berani beraksi, brave to dream brave to action. Maka mulailah tuk melangkah. Melangkah tuk meraih impianmu. Khalid bin Walid memiliki impian tuk menetap di taman abadi tanpa harus ngantri hisab, mati syahid. Maka setiap kali ada genderang perang, beliau pasti hadir di situ. Begitulah langkah Khalid dalam meraih impiannya. Meskipun akhirnya beliau harus mati di atas ranjang. Tapi ingatlah bahwa Allah takkan menyia-yiakan usaha hamba. Sekali lagi, langkah nyatalah yang kan membuktikan impian kita. Take action now!!
Man Jadda wa Jada, mungkin kita sering mendengar dan melafalkan ungkapan ini, bukankah begitu? Yaph. Namun tidak banyak diantara kita yang mengaplikasikannya, terlebih penulis yang mungkin hanya dapat menebar motivasi. Seorang yang bermimpi menjadi `ulama misalnya, mustahil ia dapat mengapainya kalau tidak berusaha sekuat tenaga untuk meraihnya, begitu juga impian lainnya. Ingat, semua butuh proses, tak ada yang instan di dunia ini. Dan di setiap proses butuh keseriusan. No pain, no gain.
Sebuah penelitian menyampaikan bahwa seseorang baru akan menjadi ahli dalam bidang yang ia pilih apabila ia telah berlatih selama 10.000 jam di bidang itu. Kalau ia berlatih 3 jam setiap harinya, maka ia butuh waktu 10 tahun. Kalau ia berlatih 6 jam setiap harinya, maka ia butuh waktu 5 tahun untuk dapat menguasai keahliannya. Memang lama prosesnya, tapi yakinlah bahwa di setiap derap langkahlah Allah kan membalas. Pilihan berada di tangan antum, antum mau jadi `ulama, penulis best seller, pembicara handal, motivator, atau inspirator itu semua pilihan antum, yang urgent antum mau bukitkan impian antum dengan amal nyata tuk meraihnya. Karna impian tak kan pernah diraih dengan badan istirahat. Dan yang lebih urgent dari itu semua adalah bahwa semua impian harus berada di bawah bimbingan Ilahi yang akan membuahkan kemuliaan dan kebahagian di dunia, dan yang pasti di akherat kelak.  
Tersemyumlah, sekali lagi kembangkan senyum antum wahai ikhwah (yaah… bagus), meskipun kita harus berusaha tuk meraih impian kita, tapi jalanilah semua itu dengan senyum tulus dan senag hati. Mulailah dengan senyuman lalu melangkahlah dengan penuh semangat dan terakhir mintalah kekonsistenan serta kesabaran kepada yang memberi kesuksesan, Allah Jalla wa ‘Ala, dalam mengapai impian itu.

Terakhir (sebelum antum meninggalkan coretan-coretan yang rada’ binggungkan ini),  agar tulisan ini bermanfaat bagi yang mebaca, maka satu pintaku  just do it! Karna tanpa amal apa arti tulisan ini. Mari berusaha bersama meraih impian suci kita. Ma’an Najah.

Sejarah Al-Quran

thumbnail

Meluruskan Sejarah Al-Qur’an

Al-Quran adalah kitab suci kaum muslimin. Tak ada yang mengingkari hal itu seorang pun. Bacaan yang wajib diyakini oleh muslimin sebagai kalam Allah itu begitu indah dan sempurna. Dari sastra sampai maknanya melampaui tingkat luar biasa. Karena bacaan itu memang bukan buatan manusia. Melainkan kalam Allah yang diwahyukan pada Nabi-Nya Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Al-Qur'an dari awal turunnya sudah memberi sebuah tantangan jika ada yang meragukan keasliannya dari Allah. Kalau memang Al-Qur'an ini buatan manusia, silakan buat yang semisal. Dan kalaupun bisa, kwalitasnya tak akan bisa dibandingkan dengan Al-Qur'an.
Tapi di zaman muslimin sudah bertebaran di seluruh penjuru dunia, dan Al-Qur'an pun sudah dicetak jutaan kali, sudah dikhatamkan beribu kali tanpa ada sedikit pun pengingkaran, muncullah sekelumit orang dengan pandangan barunya tentang Al-Qur'an yang membuat banyak pihak mengerutkan dahi. Sebut saja salah satu namanya Luthfi Assyaukani. Orang yang mengakui dirinya sebagai aktivis Islam liberal ini menawarkan sebuah pemikiran baru yang belum pernah terbaca sebelumnya dalam literatur keislaman. Semoga saja hal ini bukan karena kesengajaan untuk menyesatkan ummat Islam dan membelokkan sejarah Al-Qur'an. Mungkin karena kurangnya kefahaman, sehingga bisa menerima pemahaman lain yang lebih benar.
Jika kaum muslimin selama ini meyakini bahwa mushaf Al-Qur'an yang biasa mereka baca  adalah kalam Allah yang diturunkan pada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam secara lafal dan makna, Luthfi Assyaukani mempunyai pandangan lain. Beliau berpandangan bahwa keyakinan seperti itu hanya merupakan formulasi dan angan-angan teologis yang dibuat oleh para ulama sebagai bagian dari formalisasi doktrin-doktrin Islam.
Luthfi Assyaukani menawarkan paparan sejarah tentang penulisan Al-Qur'an yang begitu melenceng dari sejarah yang tertulis dalam literatur-literatur Islam. Al-Qur'an yang sekarang kita dapati hanyalah sebuah inovasi yang umurnya tak lebih dari 79 tahun, begitu paparnya dalam sebuah kolom di sebuah media cetak.
Untuk itu, pada artikel ini akan dipaparkan sejarah Al-Qur'an yang tertulis dalam literatur-literatur Islam. Perlu diketahui, dalam sejarah pengumpulan Al-Qur'an, memang tidak sedikit didapati perdebatan dan perselisihan antar ulama. Akan tetapi, ulama sama sekali tidak menutup-nutupi sejarah tersebut karena bagaimanapun perselisihannya tidak bisa mengurangi keotentikan Al-Qur'an.
Meluruskan Sejarah Al-Qur'an
Sebelumnya kita harus benar-benar meyakini bahwa Al-Qur'an yang sampai ditangan kita sekarang adalah kalam Allah yang diwahyukan pada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam secara lafal dan makna. Al-Qur'an yang merupakan kitab suci ummat Islam memang mempunyai sejarahnya sendiri. Sejarah Al-Qur'an ini amat penting untuk diketahui ummat Islam secara luas. Mengingat banyak pemelintiran sejarah Al-Qur'an yang dapat menggoyahkan keyakinan muslimin pada Al-Qur'an sebagai kitab suci tanpa cela.
Al-Qur'an diturunkan tidak mungkin diturunkan berbentuk seperti cetakan buku yang sekarang kita miliki. Bagaimana bisa Al-Qur'an menjadi sebuah kumpulan kalam Allah? Sudah adakah alat tulis yang memadai untuk percetakan Al-Qur'an saat wahyu pertama kali turun?
Al-Qur'an saat turun pada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam melalui malaikat Jibril tidak berbentuk tulisan. Melainkan sebuah kalimat yang dibacakan oleh malikat Jibril untuk dihafal Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Wahyu yang turun itu kemudian disampaikan oleh beliau kepada para sahabatnya. Al-Qur'an diturunkan kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dengan tujuh cara baca. Hal itu untu memudahkan ummat Nabi Muhammad yang teridiri dari berbagai suku dan bangsa. Jika Al-Qur'an hanya diturunkan dengan satu cara baca, suku yang tidak terbiasa dengan cara baca yang digunakan Al-Qur’an akan kesulitan.
Untuk membantu ingatan para sahabat dalam menghafal wahyu yang disampaikan, Nabi menyuruh mereka untuk menulisnya di atas tulang, lempengan, atau pelepah kurma. Meskipun agak berantakan, tapi Nabi mengontrol sendiri letak-letak ayat dan suratnya. Proses itu terus berlangsung sampai Nabi wafat, karena wahyu juga telah diputus.
Seiring berjalannya waktu, banyak peperangan yang dilakukan oleh muslimin untuk menaklukkan berbagai negri. Akibatnya para sahabat penghafal wahyu pun semakin berkurang. Abu Bakar radliyallahu ‘anhu sebagai khalifah pertama di masa itu mempunyai sebuah inisiatif untuk mengumpulkan Al-Qur'an yang sebelumnya ditulis terpisah-pisah dan dihafal oleh banyak sahabat. Di masa beliau, Al-Qur'an ditulis dalam lembaran-lembaran agar wahyu yang dihafal tidak berkurang bersama wafatnya para penghafalnya. Lembaran-lembaran itu akhirnya terkumpul dan hanya berbentuk satu buah dan disimpan di kediaman Abu Bakar radliyallahu ‘anhu.
Pada zaman Utsman bin Affan, jumlah muslimin semakin bertambah di berbagai penjuru negri. Suatu hari ada seorang sahabat mendapati percekcokan di antara muslimin hingga berani saling mengkafirkan. Percekcokan itu ditimbulkan akibat perbedaan cara baca yang didapatkan oleh muslimin di berbagai daerah, mengingat Al-Qur'an tidak hanya diturunkan dengan satu cara baca, melainkan tujuh. Di Syam orang-orang belajar membaca Al-Qur'an dari Ubay bin Ka’b. Sedangkan di Kufah orang-orang belajar membaca Al-Qur'an dari Abdullah bin Mas’ud. Masing-masing mereka mempunyai cara membaca yang berbeda. Sehingga para muridnya yang tidak mengerti bahwa Al-Qur'an diturunkan dengan tujuh cara baca, akan saling berselisih dan saling menyalahkan.
Kabar percekcokan itu sampai pada Khalifah Utsman bin Affan. Untuk menanggulangi hal itu Utsman bin Affan hendak mengumpulkan kemballi Al-Qur'an seperti pada zaman Abu Bakar. Hanya saja di zaman Utsman, Al-Qur'an di cetak dalam bentuk buku yang menyatukan berbagai bacaan. Untuk langkah pertama Utsman mengambil naskah Al-Qur'an yang telah dikumpulkan pada zaman Abu Bakar dari rumah Hafsah binti Umar. Pengumpulan Al-Qur'an di zaman Utsman berlandaskan naskah Al-Qur'an itu dan juga hafalan para sahabat yang masih hidup. Dalam pengumpulan ini, Utsman benar-benar teliti dalam menentukan mana yang wahyu dan mana yang hanya penjelasan.
Dalam pengumpulan ini Utsman tidak semena-mena menghilangkan tujuh cara baca pada Al-Qur'an. Utsman menulis Al-Qur'an ini tanpa titik dan harokat, agar satu lafal bisa dibaca dengan tujuh cara baca. Sebab, perbedaan cara baca sangat tipis dan tidak keluar dari makna yang dimaksud. Kali ini Utsman mencetak Al-Qur'an sebanyak tujuh buah. Lalu disebarkan di kota-kota penting kala itu. Setelah selesai pengumpulan ini, Utsman memerintahkan untuk membakar semua lembaran atau kumpulan wahyu selain Al-Qur'an cetakannya. Hal itu dilakukan agar tidak lagi terjadi perselisihan dan saling menyalahkan antar muslimin karena perbedaan lembaran yang mereka baca. Dengan hanya satu cetakan Al-Qur'an, muslimin tidak bisa berselisih lagi. Sebab, acuan mereka dalam membaca Al-Qur'an hanya satu.
Perlu ditekankan disini bahwa tindakan Utsman ini bukan semena-mena dari otoritas Utsman sebagai khalifah. Semua proses pengumpulan didahului dengan kesepakatan para sahabat sebagai saksi turunnya wahyu yang masih hidup. Mengenai pembakaran dan pemusnahan Al-Qur'an selain cetakan Utsman, memang ada sedikit sahabat yang mulanya tidak setuju. Seperti Abdullah bin Mas’ud yang pada awalnya begitu mengecam pemusnahan wahyu ini. Tapi seiring berjalannya waktu, manfaat yang timbul akibat tindakan Utsman ini benar-benar terasa karena telah menyelamatkan ummat dari perselisihan. Pada akhirnya semua sahabat menerima tindakan Utsman itu dan menjaga mushaf Al-Qur'an dengan baik.
Seiring berjalannya waktu, alat percetakan bertambah maju. Al-Qur'an yang awalnya hanya berjumlah tujuh buah dan tanpa titik serta harakat, kini berjumlah jutaan dan sangat mudah untuk dibaca lengkap dengan titik dan tanda baca. Pada masa modern ini, karena Al-Qur'an sudah dilengkapi titik dan tanda baca, satu cetakan Al-Qur'an hanya bisa dibaca dengan satu cara baca dari tujuh cara baca yang ada. Agar muslimin tidak saling berbeda dalam membaca Al-Qur'an, ulama menetapkan satu cara baca yang menjadi standar cara baca Al-Qur'an di seluruh dunia, yakni cara baca yang diriwayatkan oleh Imam Hafs dari Asim. Cara baca itulah yang kemudian menjadi cara baca standar untuk dibaca di setiap shalat. Sebenarnya di zaman modern ini masih banyak cetakan Al-Qur'an dengan cara baca yang lain, seperti cara baca yang diriwayatkan oleh Imam Warasy dan Imam Ibnu Katsir. Hanya saja Al-Qur'an dengan cara baca itu tidak sebanyak Al-Qur'an dengan cara baca Imam Hafs yang menjadi standar.
Dari paparan sejarah pengumpulan Al-Qur'an ini, dapat diketahui bahwa Al-Qur'an yang kita baca saat ini masih asli seperti saat pertama kali dibacakan pada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Jikapun ada kesalahan atau kekurangan dalam cetakan Al-Qur'an yang sekarang kita baca, pasti ribuan ulama sebelum kita sudah membetulkannya sejak dulu. Sebab, sejak zaman Utsman sampai sekarang, Al-Qur'an tidak pernah dirubah dan selalu mejadi rujukan berbagai permasalahan serta dibaca oleh ribuan ulama. Jadi, kalau di zaman ini ada orang yang mengatakan bahwa Al-Qur'an yang biasa kita baca hanyalah sebuah inovasi modern sangatlah bertentangan dengan fakta sejarah yang sebenarnya. Terlebih lagi bila menyatakan bahwa keyakinan mayoritas muslimin tentang Al-Qur'an hanya merupakan formulasi dan angan-angan teologis yang dibuat para ulama. Pernyataan itu adalah penyesataan tanpa bukti yang tidak dapat dibenarkan sedikitpun.
Semoga muslimin tidak terpengaruh dengan penyesatan ini sehingga dapat menimbulkan keraguan yang dapat menjerumuskan kepada kekafiran. Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan cahaya penerang kepada para pemikir liberal agar dapat menjalani agama Islam ini melalui jalan yang benar. Wallahu a’lam bishshsawab.
Referensi: Manahilul ‘Urfan fi ‘Ulumil Qur`an dan Jam’ul Qur`an; Dr. Akram Abdu Khalifah Addulaimi.
( Artikel ini adalah bandingan untuk artikel Luthfi Assyaukani dalam buku Ijtihad Islam Liberal dengan judul Merenungkan Sejarah Al-Qur'an )   

Di Balik Konflik Suriah

thumbnail

Di Balik Konflik Suriah, Amerika?

Suriah masih bersimbah darah. Negri yang dulu bernama Syam ini tengah memeram perih yang begitu mendalam. Negri yang menyimpan jutaan sejarah keislaman itu kini sedang porak poranda oleh muslimin sendiri. Pembantaian merebak ke seluruh penjuru kota. Anak-anak, orang tua, wanita semuanya berselimut air mata, belumuran darah. Yang lebih miris lagi, tidak banyak yang memberikan uluran tangannya. Kita mengenal komite kesehatan muslimin internasional Mer-C. Komite yang dikepalai oleh Jose Rizal ini sampai enggan menurunkan tangannya yang telah menolong berbagai konflik muslimin di berbagai belahan dunia untuk konflik Suriah. Mesir pun turut enggan ikut campur dalam konflik kali ini. Meskipun banyak pihak yang mau memberikan pertolongan, tapi banyak pula yang angkat tangan.
Konflik kali ini memang beda dengan konflik Palestina yang begitu keji antara tentara Zionis dan rakyat sipil Palestina yang muslim. Tidak juga seperti konflik Rohingya yang berupa diskriminasi pemerintah Budha terhadap warga muslim. Beda pula dengan konflik Ambon yang meletus antara orang Nashara dan Muslimin. Konflik suriah meletus antara dua kubu muslimin yang seharusnya saling berkasih sayang. Pihak pemerintahan Bashar Assad yang didominasi kaum Syiah mengerahkan militernya untuk membantai warga muslimin lainnya yang berpaham Sunni. Media memberikan gambaran yang begitu mengerikan dari pembantaian antar muslimin ini.
Mungkin itulah yang menjadi alasan mengapa banyak pihak yang tidak mau ikut campur dalam konflik kali ini. Ketika terjadi konflik antara orang kafir dan muslimin seperti di Palestina atau Rohingya, mudah saja kita menentukan langkah. Tanpa ragu, senjata kita pasti menghadap ke kubu orang kafir. Tapi jika konflik antar muslimin, mau kemana kita arahkan senjata kita. Jika ke arah kaum Syiah, di satu sisi memang kita membantu muslimin Sunni. Di saat yang bersamaan kita sedang memsuhi muslimin lain yang berpaham Syiah. Begitupun sebaliknya. Sebagian muslimin mungkin merasa lebih aman ketika tidak ikut campur dalam masalah ini. Kejadian ini memang seperti fitnah yang pernah melanda kaum muslimin di zaman imam ‘Ali radliyallahu ‘anhu.
Sekarang mari kita mencoba memandang konflik ini dari arah lain. Media sebagai pembentuk opini massa sangat banyak menampilkan bahwa kaum Sunni di Suriah sedang terbantai oleh kaum Syiah dengan senjata militer. Tapi ternyata, video yang menggambarkan bahwa kaum Sunni melakukan kedzoliman terhadap kaum Syiah juga banyak. Hanya saja, media tak banyak menampilkannya. Kenapa? karena media dikuasai oleh Amerika. Lantas apa hubungannya pihak Amerika dengan konflik ini?
Begini, Timur Tengah sebagai negri penghasil minyak terkaya di dunia kini sedang diincar oleh Amerika. Sebagian banyak negri-negri di Timur Tengah telah berhasil dikuasai oleh Amerika. Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Yordania, Turki semuanya telah berada dalam cengkraman Amerika. Dari semua kebanyakan negri itu, mayoritas penduduk dan pemerintahannya adalah kaum Sunni. Di Timur Tengah hanya tingal negri-negri yang didominasi kaum Syiah saja yang belum terjangkau cengkraman Amerika, seperti Iran, Lebanon, dan Suriah. Dalam konflik ini Amerika cenderung mendukung kubu Sunni, bahkan kaum Sunni mendapat bantuan persenjataan dari Amerika. Dengan langkah membuat permusuhan antara Sunni dan Syiah, Amerika akan mendapat keuntungan melemahakan salah satu musuhnya di Timur Tengah. Terlebih lagi, Amerika memberikan stigma pada dunia bahwa Syiah telah berbuat kekejaman terhadap warga Sunni. Dengan begitu dunia akan menurunkan bantuan membela Sunni dan menyerang Syiah. Amerika hanya menunggu tumbangnya pemerintah Syiah dari Suriah. Setelah itu golongan Syiah yang menjadi musuhnya di Timur Tengah hanya tinggal Iran dan beberapa negara kecil lainnya.
Dari pengakuan salah satu warga Indonesia lulusan Universitas di Suriah, terungkap sebuah fakta bahwa sebelum terjadi konflik warga Sunni dan Syiah sangat rukun. Tak pernah terjadi keributan yang berarti di antara dua kubu. Perbedaan pendapat di antara mereka bukanlah sebuah pemisah yang berarti. Lalu siapa pemicu konflik ini? Siapakah yang diuntungkan dari konflik ini? Adakah kaitannya dengan konflik ini? Sudah jerakah musuh Islam membuat konflik antara muslimin dan kafir? Saat muslimin saling bertempur siapa yang rugi dan siapa yang untung?         
Sekarang, saat ada muslimin yang enggan ikut campur dalam konflik ini, masihkah kita bersu’u dzhon kepada mereka? Pada saat yang bersamaan, Amerika menikmati keuntungan dari konflik ini. (Sumber: Analis Pejuang Islam)

Keteladanan dan Keutamaan Abu Bakar

thumbnail

Dalam artikel ini saya akan melanjutkan artikel yang sebelumnya,, tentang KETELADANAN DAN KEUTAMAAN ABU BAKAR.
3) Abu Bakar Adalah Sahabat Yang Paling Utama
Diriwayatkan dari Ibnu Umar dia berkata, "Kami selalu membanding -bandingkan para sahabat di masa Rasulullah saw. maka kami sepakat memilih Abu bakar yang paling utama, kemudian Umar, selanjutnya Usman bin affan "
Diriwayatkan dari Muhammad bin al-Hanafiyyah dia berkata, "Kutanyakan pada ayahku siapa manusia yang paling baik setelah Rasulullah saw." Maka beliau menjawab, "Abu Bakar!" Kemudian kutanyakan lagi, "Siapa setelahnya?" Beliau menjawab, "Umar." Dan aku takut jika dia menyebut Utsman sesudahnya maka kukatakan, "Setelah itu pasti anda. Namun beliau menjawab, "Aku hanyalah salah seorang dari kaum muslimin."
4) Kedudukan Abu Bakar di Sisi Rasulullah saw.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra dari Rasulullah saw. beliau bersabda,
”Andai saja aku dibolehkan mengambil Khalil (kekasih) selain Allah pasti aku akan memilih Abu Bakar sebagai khalil namun dia adalah saudaraku dan sahabatku."
Diriwayatkan dari Abdullah bin Abi Malikah ia berkata, "Penduduk Kufah bertanya kepada Abdullah bin az-Zubair perihal bagian warisan yang akan diperoleh seorang kakek, maka dia berkata, "Ikutilah pendapat Abu Bakar. Bukankah  Rasulullah saw pernah menyebutkan perihal dirinya, "Andai saja aku dibolehkan mengambil Khalil (kekasih) selain Allah pasti aku akan memilihnya." Abu Bakar mengatakan, "Samakan pembagian kakek dengan bagian bapak (Jika bapak tidak ada)."
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas dari Nabi saw
” Tutuplah seluruh pintu-pintu kecuali pintu Abu Bakar.”
Dari Muhammad bin Jubair bin Muth'im dari bapaknya dia berkata, "Pernah seorang wanita mendatangi Nabi iH, kemudian beliau menyuruhnya kembali datang menghadapnya, maka wanita itu bertanya, "Bagaimana jika kelak aku datang namun tidak lagi menjumpaimu seolah-olah ia meng-isyaratkan setelah rasul wafat maka Rasulullah saw. É| berkata,
"Jika engkau tidak menjumpaiku maka datangilah Abu Bakar."
Diriwayatkan dari Abu Darda' &, "Aku sedang duduk bersama Nabi SAW tiba-tiba muncullah Abu Bakar & sambil menjinjing ujung pakaiannya hingga terlihat lututnya, maka Nabi SAW berkata, 'Sesungguhnya teman kalian ini sedang kesal maka berilah salam atasnya." Maka Abu Bakar berkata, "Wahai Rasulullah saw, antara aku dan Ibnu al-Khaththab terjadi perselisihan, maka aku segera mendatanginya untuk meminta maaf, kumohon padanya agar memaafkan aku namun dia enggan menerima permohonanku, karena itu aku datang menghadapmu sekarang." Rasulullah saw. menjawab, "Semoga Allah mengampunimu wahai Abu Bakar." Sebanyak tiga kali, tak lama setelah itu Umar menyesal atas perbuatannya, dan mendatangi rumah Abu Bakar sambil bertanya, "Apakah di dalam ada Abu Bakar?" Namun keluarganya menjawab, tidak, Umar segera mendatangi Rasulullah saw. sementara wajah Rasulullah saw terlihat memerah karena marah, hingga Abu Bakar merasa kasihan terhadap Umar dan memohon sambil duduk di atas kedua lututnya, "Wahai Rasulullah saw. Demi Allah sebenarnya akulah yang bersalah dua kali," Maka Rasulullah saw. berkata,
"Sesungguhnya aku telah diutus Allah kepada kalian namun kalian mengatakan, "Engkau pendusta!" Sementara Abu Bakar berkata, "Engkau benar " Setelah itu dia membelaku dengan seluruh jiwa dan hartanya. Lalu apakah kalian tidak jera menyakiti sahabatku ?"
Setelah itu Abu Bakar tidak pernah lagi di sakiti."
5) Abu Bakar Paling Dulu Masuk Islam dan Selalu Mendampingi Rasulullah saw.
Diriwayatkan dari Wabirah bin Abdurrahman dari Hammam dia berkata, Aku mendengar Ammar berkata, "Aku melihat Rasulullah saw. pada waktu itu tidak ada yang mengikutinya kecuali lima orang budak, dua wanita dan Abu Bakar."
6) Orang yang Paling Dicintai Rasulullah saw.
Diriwayatkan dari Abu Utsman dia berkata, "Telah berkata kepadaku Amru bin al-Ash bahwa Rasulullah saw. pernah mengutusnya dalam peperangan Dzatus Salaasil, kemudian aku mendatanginya dan bertanya, "Siapakah orang yang paling kau cintai ? Maka Rasulullah saw. menjawab, '"Aisyah!" Kemudian kutanyakan lagi, "Dari kalangan laki-laki ?" Rasul menjawab, "Bapaknya." Kemudian kutanyakan lagi, "Siapa setelah itu?" Dia menjawab, "Umar!" Kemudian Rasulullah saw. menyebutkan beberapa orang lelaki".
7) Imán dan Keyakinannya yang Kuat
Diriwayatkan dari Abu Hurairah dia berkata, "Aku pernah mendengar Rasulullah saw. berkata, "Ketika seorang pengembala sedang menggembala kambingnya, tiba-tiba datang seekor serigala memangsa seekor kambingnya, maka spontan pengembala tersebut mengejarnya, tiba-tiba serigala itu berpaling menoleh kepadanya dan berkata, 'Siapa yang dapat menjaganya pada waktu dia akan dimangsa, yaitu hari tatkala tidak ada pengembala selain diriku Dan ketika seorang sedang menggiring sapinya yang membawa beban, maka seketika sapi itu menoleh padanya dan berkata, ' Sesungguhnya aku tidak diciptakan untuk tugas ini, tetapi aku diciptakan Allah untuk membajak.' Orang-orang berkata, 'Subhanallah!' Maka Nabi bersabda, ' Sesungguhnya aku beriman kepada berita itu sebagaimana Abu Bakar dan Umar mengimaninya pula'."
Diriwayatkan dari Abdullah Ibnu Umar dia berkata, "Rasulullah saw. bersabda,
" Barangsiapa menjulurkan pakaiannya (di bawah mata kaki) karena kesombongan maka Allah tidak akan melihatnya pada hari kiamat."
Maka Abu bakar berkata, "Sesungguhnya salah satu sisi dari bajuku selalu melorot ke bawah, kecuali jika aku selalu mengetatkarmya, maka Rasulullah saw. bersabda,
"Sesungguhnya engkau tidak termasuk orang yang menjulurkan pakaiannya karena kesombongan."

Keteladanan dan keutamaan Abu Bakar

thumbnail

KETELADANAN DAN KEUTAMAAN ABU BAKAR
Keutamaan Abu Bakar ash-Shiddiq ra. Sangat banyak sekali dan telah dimuat dalam kitab-kitab sunnah, kitab tarajim (biografi para tokoh), maupun kitab-kitab tarikh, namun saya akan berusaha meringkas sesuai dengan yang telah disebutkan al-Hafizh Abdullah al-Bukhari dalam shahihnya yang termuat dalam Kitab Fadha'il Shahabat.
1).  Beliau Adalah Sahabat Rasulullah saw. di Gua Dan Ketika Hijrah
Allah berfirman, "Jikalau tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Makkah) mengeluarkannya (dari Makkah) sedang dia salah seseorang dari dua orang ketika ke-duanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya, 'Janganlah berduka cita, sesungguhnya Allah bersama kita”.(At-Taubah: 40)
Aisyah, Abu Said dan Ibnu Abbas dalam menafsirkan ayat ini mengatakan “Abu Bakarlah yang mengiringi Nabi dalam gua tersebut.” Diriwayatkan dari al-Barra' bin 'Azib, ia berkata, "Suatu ketika Abu Bakar pernah membeli seekor tunggangan dari Azib dengan harga 10 Dirham, maka Abu Bakar berkata kepada 'Azib, Suruhlah anakmu si Barra agar mengantarkan hewan tersebut." Maka 'Azib berkata, "Tidak, hingga engkau menceritakan kepada kami bagaimana kisah perjalananmu bersama Rasulullah saw. Ketika keluar dari Makkah sementara orang-orang musyrikin sibuk mencari-cari kalian."
Abu Bakar berkata, "Kami berangkat dari Makkah, berjalan sepanjang siang dan malam hingga datang waktu zuhur, maka aku mencari-cari tempat bernaung agar kami dapat istirahat di bawahnya, ternyata aku melihat ada batu besar, maka segera kudatangi dan terlihat di situ ada naungannya, maka kubentangkan tikar untuk Nabi saw. Kemudian kukatakan padanya, "Istirahatlah wahai Nabi Allah." Maka beliaupun beristirahat, sementara aku memantau daerah sekitarku, apakah ada orang-orang yang mencari kami datang mengintai. Tiba-tiba aku melihat ada seorang pengembala kambing sedang meng-giring kambingnya ke arah teduhan di bawah batu tersebut ingin berteduh seperti kami, maka aku bertanya padanya, "Siapa tuannmu wahai budak?" Dia menjawab, "Budak milik si fulan, seseorang dari suku Quraisy." Dia menyebut nama tuannya dan aku mengenalnya, kemudian kutanyakan, "Apakah kambingmu memiliki susu?" Dia menjawab, "Ya!" lantas kukatakan, "Maukah engkau memeras untuk kami?" Dia menjawab, "Ya!" Maka dia mengambil salah satu dari kambing-kambing tersebut, setelah itu kuperintahkan dia agar membersihkan susu kambing tersebut terlebih dahulu dari kotoran dan debu, kemudian kuperintahkan agar menghembus telapak tangannya dari debu, maka dia menepukkan kedua telapak tanggannya dan dia mulai memeras susu, sementara aku telah mempersiapkan wadah yang di mulutnya dibalut kain menampung susu tersebut, maka segera kutuangkan susu yang telah diperas itu ke dalam tempat tersebut dan kutunggu hingga bawahnya dingin, lalu kubawakan kehadapan Nabi saw. dan ternyata beliau sudah bangun, segera kukatakan padanya, "Minumlah wahai Rasulullah saw.." Maka beliau mulai minum hingga kulihat beliau telah kenyang, setelah itu kukatakan padanya, "Bukankah kita akan segera berjalan kembali ya Rasulullah saw.?" Beliau menjawab, "Ya!" Akhirnya kami melanjutkan perjalanan sementara orang-orang musyrik terus menerus mencari kami, tidak satupun yang dapat menyusul kami kecuali Suraqah bin Malik bin Ju'syam yang mengendarai kudanya, maka kukatakan pada Rasulullullah, "Orang ini telah berhasil mengejar kita wahai Rasulullah saw," namun beliau menjawab, "Jangan khawatir, sesungguhnya Allah beserta kita."
2) Abu Bakar Adalah Sahabat yang Paling Banyak Ilmunya
Abu Sa'id al-Khudri berkata, "Suatu ketika Rasulullah saw berkhutbah dihadapan manusia dan berkata,"Sesungguhnya Allah telah menyuruh seorang hamba untuk memilih antara dunia atau memilih ganjaran pahala dan apa-apa yang ada di sisiNya, namun ternyata hamba tersebut memilih apa-apa yang ada di sisi Allah."
Abu Sa'id berkata, "Maka Abu Bakar menangis, kami heran kenapa beliau menangis padahal Rasulullah saw hanyalah menceritakan seorang hamba yang memilih kebaikan, akhirnya kami ketahui bahwa hamba tersebut ternyata tidak lain adalah Rasulullah saw. sendiri, dan Abu Bakarlah yang paling mengerti serta berilmu di antara kami. Kemudian Rasulullah saw bersabda:
"Sesungguhnya orang yang sangat besar jasanya padaku dalam persahabatan dan kerelaan mengeluarkan hartanya adalah Abu Bakar. Andai saja aku diperbolehkan mengangkat seseorang menjadi kekasihku selain Rabbku pastilah aku akan memilih Abu Bakar, namun cukuplah persaudaraan se-lslam dan kecintaan karenanya. Maka jangan ditinggalkan pintu kecil di masjid selain pintu Abu Bakar saja."
Diriwayatkan dari Aisyah ra istri Rasulullah saw ia berkata, "Ketika Rasulullah saw wafat Abu Bakar sedang berada di suatu tempat yang bernama Sunuh- Ismail berkata, "Yaitu sebuah kampung, maka Umar berdiri dan berpidato, "Demi Allah sesungguhnya Rasulullah saw tidak meninggal. ‘Aisyah ramelanjutkan, Kemudian Umar berkata, "Demi Allah tidak terdapat dalam hatiku melainkan perasaan bahwa beliau belum mati, Allah pasti akari membangkitkannya dan akan dipotong kaki dan tangán mereka (yang mengatakan beliau telah mati). Kemudian datanglah Abu Bakar menyingkap kain yang menutup wajah Rasulullah saw serta menciumnya sambil berkata, Kutebus dirimu dengan ibu dan bapakku, alangkah harum dan eloknya engkau saat hidup dan sesudah mati, demi Allah yang diriku berada ditanganNya, mustahil Allah akan menimpakan padamu dua kali kematian selama-lamanya."
Kemudian Abu Bakar keluar dan berkata, "Wahai orang yang telah bersumpah, (yakni Umar) tahanlah bicaramu!" Ketika Abu Bakar mulai berbicara maka Umar duduk, setelah memuji Allah beliau berkata, "Ingatlah sesungguhnya siapa saja yang menyembah Muhammad saw maka beliau sekarang telah wafat, dan barangsiapa yang menyembah Allah maka sesungguhnya Allah akan tetap hidup tidak pernah mati. Kemudian beliau memba-cakan ayat:
"Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati (pula)." (Az-Zumar: 30).
Dan ayat,
"Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad) Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur." (Ali-Imran: 144).
Ismail berkata, "Maka manusia mulai menangis terisak-isak, kemudian kaum Anshar segera berkumpul bersama Sa'ad bin Ubadah di Saqifah Bani Sa'idah dan mereka berpendapat, "Dari kami seorang amir (pemimpin) dan dari kalian (muhajirin) juga seorang amir." Maka segera Abu Bakar, Umar bin al-Khaththab, dan Abu Ubaidah bin al-Jarrah berangkat mendatangi majlis mereka, Umar berbicara tetapi Abu Bakar menyuruhnya untuk diam, Umar berkata, "Demi Allah sebenarnya aku tidak ingin berbicara melainkan aku telah persiapkan kata-kata yang kuanggap sangat baik yang kutakutkan tidak akan disampaikan oleh Abu Bakar."
Kemudian Abu Bakar bepidato dan perkataarnnya sungguh mengena, beliau berkata, "Kami yang menjadi amir dan kalian menjadi wazir." Maka Hubab bin Munzir berkata, "Tidak Demi Allah kami tidak akan terima, tetapi dari kami seorang amir dan dari kalian seorang amir pula." Abu Bakar menja-wab, "Tidak, tetapi kamilah yang menjabat sebagai amir dan kalian menjadi wazir, karena sesungguhnya mereka (Quraisy) yang paling mulia kedu-dukannya di bangsa Arab dan yang paling tinggi nasabnya, maka silahkan kalian membai'at Umar ataupun Abu Ubaidah." Maka spontan Umar menjawab, "Tetapi engkaulah yang lebih pantas kami bai'at engkaulah pemimpin kami, orang yang paling baik di antara kami dan orang yang paling dicintai oleh Rasulullah saw. daripada kami." Maka Umar segera meraih tangán Abu Bakar dan membai'atnya akhirnya orang orangpun turut membaiatnya pula.
Diriwayatkan dari ‘Aisyah ra ia berkata, "Pandangan Nabi menengadah ke atas dan berkata, "Tetapi Yang kupilih adalah Ar-Rafiqul A'la (kekasih Allah Yang Mahatinggi) 3X. ‘Aisyah ra. melanjutkan, "Tidaklah perkataan mereka berdua (Abu Bakar dan Umar) kecuali Allah jadikan bermanfaat untuk manusia, profile Umar yang tegas berhasil membuat orang munafik yang menyusup di antara kaum muslimin sangat takut padanya, dengan kepribadiannya Allah menolak kemunafikan. Adapun Abu Bakar, beliau berhasil menggiring manusia hingga mendapatkan petunjuk kepada kebenaran dan mengetahui kewajiban mereka, Abu Bakar berhasil mengeluarkan umat dari bencana perpecahan setelah meninggalnya Rasulullah saw setelah membacakan ayat:
"Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad) Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur." (Ali Imran :144).

Tips Menghafal Al Qur'an

thumbnail

Tips Menghafal Al-Qur’an

.
Hay sabat semuanya??? Mungking semua orang itu pengen hafal Al-Qur’an,,, tetapi kalau hanya angan - angan dan tidak ada tindakan secara nyata,,, Apakah akan bisa terwujud cita-cita yang mulia ini? Nah berikut ini akan kita jelaskan kiat-kiat atau cara-cara yang insaallah dapat mewujudkan cita-cita tersebut.
Secara umum, berikut adalah beberapa tips untuk dapat menghafal Al-Qur’an dari seorang hafiz juara lomba menghafal qur’an di tingkat nasional maupun internasional, Mudhawi Ma’arif (semoga Allah merahmati beliau):
Untuk memudahkan kita dalam menghafal, ada syarat-syarat yang harus kita pegang kuat-kuat, yaitu:
  1. Beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.
  2. Berniat mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan menjadi hamba-hamba pilihan-Nya yang menjaga Al-Qur’an
  3. Istiqomah (teguh hati).
  4. Menguasai bacaan al-qur’an dengan benar, baik tajwid maupun makharij setiap huruf.
  5. Adanya seorang pembimbing dari ustad/ustadzah (al-hafidz/al-hafidzah).
  6. Minimal sudah pernah khatam Al-Qur’an 20 kali (dengan membaca setiap ayat 5 kali).
  7. Konsisten menggunakan satu jenis mushaf al-qur’an (al-qur’an pojok).
  8. Konsisten menggunakan pensil/bolpen/stabilo sebagai pembantu.
  9. Memahami ayat yang akan dihafal
Ada tiga tahap utama yang harus dilakukan seorang penghafal Al-Qur’an, yaitu:
  1. Persiapan (isti’dad)
    Kewajiban utama penghafal al-qur’an adalah harus menghafalkan setiap harinya minimal satu halaman dengan tepat dan benar dengan memilih waktu yang tepat untuk menghafal. Contohnya:
    1. Sebelum tidur malam, lakukan persiapan terlebih dahulu dengan membaca dan menghafal satu halaman secara cepat (jangan langsung dihafal secara mendalam).
    2. Setelah bangun tidur hafalkan satu halaman tersebut dengan hafalan yang mendalam dengan tenang lagi konsentrasi.
    3. Ulangi terus hafalan tersebut (satu halaman) sampai benar-benar hafal diluar kepala.
  2. Pengesahan (tashih/setor)
    Setelah melakukan persiapan secara matang dengan selalu mengingat-ingat suatu halaman tertentu, berikutnya tashihkan (setorkan) hafalan kita kepada ustad/ustadzah. Setiap kesalahan yang telah ditunjukkan oleh ustad, lakukan hal-hal berikut:
    1. Berikan tanda kesalahan dengan mencatatnya (dibawah atau diatas huruf yang lupa)
    2. Ulangi setoran sampai dianggap benar oleh ustad.
    3. Bersabarlah untuk tidak menambah materi dan hafalan baru kecuali materi dan hafalan lama benar-benar sudah dikuasai dan disahkan.
  3. Pengulangan (muroja’ah/penjagaan)
    Setelah setor, jangan meninggalkan tempat (majelis) untuk pulang sebelum hafalan yang telah disetorkan diulangi lagi beberapa kali terlebih dahulu (sesuai dengan anjuran ustad/ustadzah) sampai ustad benar-benar mengijinkan kita untuk pulang.


Manfaat Menghafal Al Quran dengan Prestasi di Sekolah
Lantas, apa pengaruhnya dengan prestasi belajar siswa di sekolah? Bukannya dengan menghafal AL Quran itu berarti mengurangi waktu belajar siswa? Anda jangan melihat dari sisi itu.
Anak yang terbiasa dalam menghafal Al Quran, secara tidak langsung dia akan lebih bisa berdisiplin dan mengatur waktu. Anak akan belajar keseriusan dalam menjalani hidup. Menghafal Al Quran mempunyai pengaruh yang baik dalam pengembangan ketrampilan dasar paa siswa sehingga bisa meningkatkan prestasi akademik mereka.
Profesor psikologi di Universitas Imam Muhammad bin Su’ud al-Islamiyah di Riyadh, Dr. Abdullah Subaih berpendapat bahwa dengan menghafal Al Quran berarti siswa terlatih untuk berkonsentrasi. Kita tahu bahwa pendidikan formal juga dibutuhkan konsentrasi yang tinggi untuk mempelajarinya, Nah dengan belajar menghafal Al Quran maka dia akan terlatih dengan konsentrasi yang tinggi.
Konsentrasi yang tinggi ini dihubungkan dengan kinerja otak. Menurut M. Ngalim Poerwanto, dalam bukunya yang berjudul Psikologi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992 – hal. 52) Jika sel-sel otak bekerja atau difungsikan terus dengan hal-hal positif dan aktif, maka akan menjadi lebih kuat.
Jika kita melihat contoh ulama zaman dahulu, seperti Imam Syafi’i, beliau telah menghafal Al Quran sejak usianya belum baligh, yakni 10 tahun. Jadi kekuatan otak dalam menghafal Al Quran sebaiknya dimulai sejak usia dini. Ini diperkuat juga dengan pendapat dari Dr. Abdurrahman Abdul Kholik yang menyatakan bahwa usia anak-anak dari 5 tahun hingga 23 tahun adalah usia manusia dengan kekuatan hafalan yang sangat bagus.
Fakta-fakta di atas diperkuat lagi dengan studi yang dilakukan oleh DR. Shaleh Bin Ibrahim Ashani, dosen dari Universitas Imam Muhammad Ibn Saud Riyadh. Dalam penelitiannya beliau melibatkan dua kelompok siswa-siswi Universitas Malik Abdul Aziz di Jeddah. Dalam studinya ini disimpulkan bahwa terdapat korelasi positif antara kuantitas hafalan AL Quran dan tingkat kesehatan mental dan psikologis siswa. Makin banyak hafalan Al Quran, maka siswa tersebut cenderung memiliki tingkat kesehatan mental yang lebih baik dibanding mereka yang memiliki hafalan yang rendah. Kesehatan mental inilah yang berpengaruh pada pengembangan keterampilan siswa dan prestasi akademik di sekolah.
Allah SWT berfirman: Sebenarnya, Al-Qur’an itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zalim. [Al-'Ankabuut Ayat : 49]
Nah, ayo kawan mari kita semangat dengan menghafal Al Qur’an daripada kita membuang - buang waktu dengan hal hal yang tidak penting seperti nonton tv, sms an dengan pacar, melamun, dll.
SELAMAT MENCOBA YA TEMAN !


Biografi Abu Bakar

thumbnail
BIOGRAFI ABU BAKAR ASH SHIDDIQ RA




NASABNYA.

Nama Abu bakar ash-Shiddiq ra. Sebenarnya adalah Abdullah bin Usman bin Amir bin Amru bin Ka'ab bin Sa'ad bin Taim bin Murrah bin Ka'ab bin Lu'aibin Ghalib bin Fihr al-Qurasy at-Taimi. Bertemu nasabnya dengan Nabi saw pada kakeknya Murrah bin Ka'ab bin Lu'ai. Dan ibunya adalah Ummu al-Khair Salma binti Shakhr bin Amir bin Ka'abbin Sa'ad bin Taim.Berarti ayah dan ibunya berasal dari kabilah Bani Taim.Ayahnya diberi kuniyah (sebutan panggilan) Abu Quhafah. Dan pada masa jahiliyyah Abu Bakar ash-Shiddiq ra. digelari Atiq. Imam Thabari menye-butkan dari jalur Ibnu Luhai'ah bahwa anak-anak dari Abu Quhafah tiga orang, pertama Atiq (Abu Bakar), kedua Mu'taq dan ketiga Utaiq.

KARAKTER FISIK DAN AKHLAKNYA

Abu Bakar adalah seorang yang bertubuh kurus, berkulit putih. ' Aisyah menerangkan karakter bapaknya, "Beliau berkulit putih, kurus, tipis kedua pelipisnya, kecil pinggang (sehingga kainnya seialu turun dari pinggangnya), wajahnya seialu berkeringat, hitam matanya, berkening lebar, tidak bisa bersaja’ dan seialu mewarnai jenggotnya dengan memakai hinai maupun katam."Begitulah karakter fisik beliau. Adapun akhlaknya, beliau terkenal dengan kebaikan, keberanian, kokoh pendirian, seialu memiliki ide-ide yang cemerlang dalam keadaan genting, banyak toleransi, penyabar memiliki azimah (keinginan keras), faqih, paling mengerti dengan garis keturunan Arab dan berita-beritamereka, sangat bertawakkal kepada Allah dan yakin dengan segala janjiNya, bersifat wara' dan jauh dari segala syubhat, zuhud terhadap dunia, selalu mengharapkan apa-apa yang lebih baik di sisi Allah, serta lembut dan ramah, semoga Allah meridhainya. Akan diterang-kan kelak secara rinci hal-hal yang membuktikan sifat-sifat dan akhlaknya yang mulia ini.

KEISLAMANNYA

Abu Bakar adalah lelaki yang pertama kali memeluk Islam, walaupun Khadijah lebih dahulu masuk Islam daripadanya, adapun dari golongan anak-anak, Ali yang pertama kali memeluk Islam, sementara Zaid bin Haritsah adalah yang pertama kali memeluk Islam dari golongan budak. Ternyata keislaman Abu Bakar ra. paling banyak membawa manfaat besarterhadap Islam dan kaum muslimin dibandingkan dengan keislaman selainnya,karena kedudukannya yang tinggi dan semangat serta kesungguhan-nya dalam berdakwah. Dengan keislamannya maka masuk mengikutinya tokoh-tokoh besar yang masyhur sepérti Abdurrahman bin Auf, Sa'ad bin Abi Waqqas, Usman bin Affan, Zubair bin Awwam, dan Talhah bin Ubaidil-lah ra. Di awal keislamannya beliau menginfakkan di jalan Allah apa yang dimilikinya sebanyak 40.000 dirham, beliau banyak memerdekakan budak-budak yang disiksa karena keislamannya di jalan Allah, seperti Bilal ra. Beliau selalu mengiringi Rasulullah saw. selama di Makkah, bahkan dialah yang mengiringi beliau ketika bersembunyi dalam gua dan dalam perjalanan hij-rah hingga sampai di kota Madinah. Di samping itu beliau mengikuti seluruh peperangan yang diikuti Rasulullah saw. baik perang Badar, Uhud, Khandaq, Penaklukan kota Makkah,Hunain maupun peperangan di Tabuk.

ISTRI-ISTRI DAN ANAK-ANAKNYA

Abu Bakar pernah menikahi Qutailah binti Abd al-Uzza bin Abd bin As'ad pada masa Jahiliyyah dan dari pernikahan tersebut lahirlah Abdullah dan Asma'. Beliau juga menikahi Ummu Ruman binti Amir bin Uwaimir bin Zuhal bin Dahman dari Kinanah, dari pernikahan tersebut lahirlah Abdurrahman dan ‘Aisyah ra. Beliau juga menikahi Asma' binti Umais bin Ma'add bin Taim alKhats'amiyyah, dan sebelumnya Asma' diperisteri oleh Ja'far bin Abi Thalib. Dari hasil pernikahan ini lahirlah Muhammad bin Abu Bakar, dan kelahiran tersebut terjadi pada waktu haji Wada' di Dzul Hulaifah.
Beliau juga menikahi Habibah binti Kharijah bin Zaid bin Abi Zuhair dari Bani al-Haris bin al-Khazraj. Abu bakar pernah singgah di rumah Kharijah ketika beliau datang ke Madinah dan kemudian mempersunting putrinya, dan beliau masih terus berdiam dengannya di suatu tempat yang disebut dengan as-Sunuh hingga Rasulullah saw. wafat dan beliau kemudian diangkat menjadi khalifah sepeninggal Rasulullah saw. Dari pernikahan tersebut lahirlah Ummu Kaltsum setelah wafatnya Rasulullah saw.